Spot Populer Paket Muslim Tour Jepang Murah
Asakusa
Asakusa memiliki kuil Buddha terbesar di Tokyo bernama Sensoji Temple atau yang sering disebut Asakusa Kannon karena kuil ini didedikasikan untuk Kannon, Dewi Welas Asih versi Jepang.
Saat terbaik untuk mengunjungi Asakusa adalah di pagi hari (sebelum pukul 10:00) ketika toko-toko di Nakamise Shopping Street baru buka dan belum banyak turis yang mengantre berfoto dengan lampion raksasa di pintu masuknya yang bernama Kaminarimon (Thunder Gate). Disarankan melihat- lihat toko yang berjajar di sepanjang jalan menuju kuil dalam perjalanan kembali, karena bila di awal sudah menenteng belanjaan, maka akan kerepotan ketika memasuki kuil. Barang dagangan di sini rata-rata sama, hanya kualitasnya saja yang berbeda.
Tepat di seberang gerbang Asakusa terdapat Tourist Information Center (buka setiap hari pukul 09:00 – 20:00).
bagi yang ingin mendapatkan informasi tentang Jepang dalam bahasa Inggris, China, dan Korea. Gedung berdesain atraktif dengan aksen kayu ini baru dibuka pada 2012. Dari lantai delapan Tourist Information Center terdapat pelataran untuk duduk-duduk menikmati kawasan Asakusa dari ketinggian. Dilengkapi coffee shop mungil, untuk melarikan diri dari hiruk pikuk Asakusa disinilah tempatnya. Di depan Tourist Information Center banyak terdapat tukang becak tradisional disebut jinrikisha yang siap menawarkan jasanya membawa turis menikmati moda transportasi peninggalan Zaman Edo itu.
TIP: Jangan hanya melihat-lihat toko yang ada di jalan utama Nakamise Shopping Street, karena lebih banyak barang murah di gang-gangnya yang menjauh dari jalan utama. Bila lapar, di sini banyak jajanan, mulai dari kue, keripik, hingga berbagai pilihan untuk makan siang. Untuk naik Jinrikisha, tersedia banyak pilihan, mulai dari waktu, jarak, hingga harga. Karena ditarik oleh manusia, maka harganya cukup mahal. Bila tak ingin keluar uang, namun tetap ingin mendapatkan foto dengan Jinrikisha beserta tukangnya yang walau berbadan mungil namun bertenaga kuat ini, Anda bisa hanya sekadar menumpang berfoto. Orang Jepang yang ramah tak akan menolak becaknya dibuat properti berpose bagi para turis.
Ueno
Tempat yang terkenal dengan Ueno Park-nya ini merupakan tempat favorit warga Tokyo untuk melakukan piknik di bawah pohon sakura setiap musim semi. Berikut hal seru yang dapat dilakukan di Ueno:
Ameyoko Street
Bila ingin mematahkan anggapan berbelanja di Tokyo mahal, di Ameyoko di seberang Ueno Park lah tempatnya. Ameyoko merupakan kependekan “Ameya Yokocho” yang berarti lorong penjual permen, berhubung di sini dulu banyak dijual permen. “Ame” juga kependekan dari “America”, karena semasa Perang Dunia II banyak dijual produk-produk Amerika. Kini Ameyoko ramai disesaki masyarakat setempat yang berbelanja kebutuhan sehari-hari. Tempat ini akan ekstra ramai menjelang hari-hari libur nasional, seperti Tahun Baru. Layaknya pasar-pasar tradisional, yang dijual di sini pun mulai dari ikan segar, seafood kering, buah-buahan, produk fashion, suvenir, hingga aksesori dan peralatan rumah tangga. Mengudap street food pun dapat dilakukan di sini.
Ueno Park
Tradisi hanami dimulai pada periode Nara (710–794) dan tadinya merupakan kebiasaan keluarga kerajaan dan samurai. Baru pada zaman Edo, tradisi ini meluas dan rakyat jelata pun juga dapat ikut menikmati keindahan sakura. Shogun yang berkuasa saat itu, Tokugawa Yoshimune, kemudian menanam banyak pohon sakura agar masyarakat dapat ikut berpesta ketika bunga sakura mekar. Di luar musim hanami, taman seluas 300 hektar yang memiliki museum, kuil, danau, restoran, dan bahkan universitas paling top se-Jepang, University of Tokyo, ini juga tetap menarik untuk dikunjungi.
Merupakan atraksi utama pariwisata di Tokyo, setiap tahun tercatat sekitar lebih 10 juta orang mengunjungi Ueno Park. Taman ini sendiri tadinya merupakan bagian dari Kuil Kaneiji, kuil terbesar milik Shogun Tokugawa yang memerintah Jepang di zaman Edo. Ketika Restorasi Meiji di tahun 1868 yang bertujuan menghilangkan kekuasaan para samurai, Kaneiji hancur dalam perang saudara. Setelah perang selesai, area kuil diubah menjadi taman bergaya Barat dan dibuka untuk umum pada 1873. Patung Saigo Takamori, jenderal yang memimpin pertempuran di Ueno, terdapat di pintu masuk selatan di taman ini.